yufid.com

Sabtu, 04 Februari 2012

Modal

Modal, kembali lagi modal selalu manjadi pertanyaan dan hambatan terbesar bagi seseorang untuk memulai bisnis,  wajar saja jika modal dijadikan hambatan besar untuk memulai usaha. Bila seseorang mengidentikkan modal adalah uang maka sudah pasti modal manjadi hambatan besar. Namun bila calon pe bisnis memiliki sudut pandang yang berbeda mengenai modal maka modal itu tidak lagi menjadi hambatan besar.
Sudut pandang yang bagaimana?
                “modal” sebagai suatu konsep ekonomi dipergunakan dalam konteks yang berbeda-beda. Dalam rumusan yang sederhana, misalnya Mubyarto memberikan definisi: “modal” adalah barang atau uang, yang bersama-sama faktor produksi tanah dan tenaga kerja menghasilkan barang-barang baru” (1973:94). Dalam artian yang lebih luas, dan dalam tradisi pandangan ekonomi non-Marxian pada umumnya, “modal” mengacu kepada “asset” yang dimiliki seseorang sebagai kekayaan (wealth) yang tidak segera dikonsumsi melainkan, atau disimpan (“saving” adalah “potential capital”), atau dipakai untuk menghasilkan barang/jasa baru (investasi). Dengan demikian, modal dapat berwujud barang dan uang.
Pak..saya tidak punya uang dan tidak punya barang seperti yang disebutkan defenisi tadi. Bila kita merenungkan defenisi modal seperti diatas maka yang akan kita rasakan sebagai calon pebisnis adalah lutut lemas, semangat kendor angan angan melayang jauh,,hehe,,
Sekarang saatnya kita melakukan reset ulang defenisi modal, menjadi:
Modal adalah apa saja yang telah diberikan Allah SWT kepada kita sebagai mahluk Nya, pemberian tersebut diselaraskan dengan tuntunan baik atau Akhlakul Karimah yang juga sudah digariskan NYA.
Akal fikiran dan jasmani kita adalah modal sangat besar yang diberikan tuhan kepada kita, tanpa perlu kita cari modal ini sudah melekat pada diri kita. Tinggal bagaimana kita memanfaatkan pemberian ini sesuai dengan tuntunan yang baik atau akhlak yang baik.
Tahap pertama yang harus dilakukan adalah Niat. Niat kan lah anda bahwa anda ingin menjadi seorang wiraswatawan atau pebisnis, denga niat yang kuat maka akan tercipta keresahan positif dalam diri untuk dapat melaksanakan apa yang sudah diniatkan  ini sering kita kenal sebagai komitmen pada diri sendiri,
Komitlah pada akhlak yang baik seperti jujur,ikhlas,rajin,tepat waktu, tidak putus asa,  kreatif dan sebagainya. Hal ini akan menancap sebagai trade mark tersendiri bagi diri anda. Sambil menjalin tali silaturahim, atau sering kita dengan dengan network atau relasi, selalulah menjaga kepercayaan. jangan lupa untuk beribadah dan terus berdoa.
Ok. Niat sudah akhlak sudah network sudah, semua sudah, lalu kapan uang dan barang sebagai modal itu datang. Disinilah the hand of God atau tangan Tuhan itu berperan. untuk menjelaskan ini saya hanya bisa memberikan berbagai contoh, seperti para pemilik  uang hanya akan mempercayakan uangnya kepada orang yang jujur, distributor akan menitipkan barang dagangnya hanya kepada orang yang jujur,pekerja keras dan memiliki network yang luas tanpa harus membayar barang tersebut pada distributor, pemilik toko akan meminjamkan tokonya tanpa uang muka sewa juga hanya kepada orang yang jujur dan diyakini bisa memiliki masa depan yang cerah, pembeli selalu mencari pedagang yang jujur dan bertanggungjawab,  orang akan dengan  mudah setuju untuk mendirikan atau bekerjasama bisnis dengan orang jujur. Anda tentunya pernah mendengar atau membaca berbagai cerita pengusaha sukses yang berawal dari seperti contoh diatas.
Dari contoh tadi dapat diambil kesimpulan bahwa modal itu bukan semata-mata  uang dan barang, tapi diri kita adalah modal terbesar itu, dengan memanfaatkan pemberian Tuhan itu dengan baik maka uang dan barang yang selalu  meresahkan anda akan berlomba-lomba mendatangi anda. semoga tulisan ini dapat merobah pendapat anda mengenai modal. Semoga bermanfaat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bagi pembaca Mohon tinggalkan coment,